Minggu, 16 Juni 2013

Generasi Muda Dalam Melestarikan Bahasa Indonesia


Sikap Generasi Muda dalam Melestarikan Bahasa Indonesia


Indonesia kaya akan budaya , begitu juga dengan bahasanya. Keaneka ragaman ini membuat kita terlihat berbeda-beda dalam rumpun bahasa tapi jangan lupa , bahasa nasional kita bahasa Indonesia. Pada masa sekarang ini , banyak generasi muda Indonesia yg justru melencengkan bahasa Indonesia yg benar dengan kata-kata pelesetan yang akhirnya membuat bahasa kita menjadi rancu . Oleh sebab itu kita sebagai generasu muda harus melestarikan bahas Indonesia tercinta ini.

Bagaimana cara melestarikannya? Kita sebagai generasi muda bisa memulai dengan hal-hal kecil. Jangan terlalu terbawa arus modernisasi oleh televisi , yg sudah kita ketahui banyak membuat bahasa celetukan yg akhirnya menggantikan bahas Indonesia yg sebenarnya. Biasakan berbicara dengan bahasa Indonesia yg benar, tidak perlu baku atau kaku , tapi tidak dengan di pelesetkan. Selain itu pada media sosial, biasakan penulisan yg benar, jangan menggunakan penulisan alay, disingkat-singkat, atau dengan bahasa pergaulan.

Berbahasa tidak melulu berurusan dengan EYD, atau teori berbahasa. Berbahasa yang baik bisa dimulai dengan mulai menulis dan menggunakannya dalam tulisan. Tulisan kita di setiap kanal adalah bukti kecintaan kita pada bahasa kita. Buktinya, kita berusaha terus menerus menulis. Siapa lagi yang melestarikan bahasa Indonesia kalau bukan kita sendiri.Indahnya, bahasa kita juga bisa dinikmati dalam setiap bentuk tulisan. Banyak yang menulis sastra baik dalam puisi, cerpen ataupun novel di Kompasiana. Ini tidak terbatas pada bentuk tulisan atau tipe tulisan. Bahasa kita bisa digunakan dalam bentuk tulisan apapun mulai dari berita, opini, reportase, sastra ataupun sekadar curahan hati.

Bahasa Alay


Menengok Bahasa Alay

Fenomena bahasa alay semakin menjamur di Indonesia. Tidak hanya penulisan bahkan dipengucapan juga semakin banyak dan merusak citra bahasa Indonesia. Bahasa alay ini justru malah diikuti sebagai trend berbahasa anak muda jaman sekarang. Mereka bangga dan nampaknya senang melestarikan bahasa tersebut. Bahkan di sinetron banyak yg justru menjadi icon trend bahas tersebut, ini sungguh miris melihat bagaimana bahasa Indonesia yg benar justru semakin tersingkirkan. Mari kita tengok sejarah dan motiv terjadinya fenomena bahasa alay dalam sebuah artikel yg saya temukan di salah satu blogg .

Sejarah bahasa alay
  
Jika kita ingat-ingat kembali pada awal tahun 2008, pernahkah anda menerima pesan singkat seperti ini, “kmu d’humz ya? ada cyapa aja d’cna ?”. Inilah salah satu tanda pertanda masuknya bahasa alay ke tahap perintisan. Bahasa alay berkembang dari kebiasaan remaja pada saat itu yang mengganti huruf-huruf tertentu dengan huruf lain yang memiliki pelafalan yang hampir mirip. Seperti huruf “S” yang diganti huruf “C”, huruf “I” yang digganti huruf “Y”, dan banyak lagi ciri lainnya.
Memasuki akhir tahun 2009, bahasa alay memasuki tahap perkembangan dengan semakin tidak lazimnya gaya penulisan ini. Tahapan ini dicirikan dengan penggunaan kombinasi huruf, simbol, dan angka dengan mengganti fungsi dari suatu huruf tertentu dengan suatu angka atau simbol. Misalnya huruf “S” diganti dengan angka “5″, huruf “G” diganti dengan angka “9″, huruf “A” dengan simbol “@”, serta huruf “O” yang digantikan dengan angka “0″. Jika kita menggunakan kalimat yang sama dengan contoh pada tahap perintisan, maka kalimatnya akan berubah menjadi seperti ini, “kmu d’hum5 y@? @ma 5yap@ d’cn@?”. Pada tahap ini bahasa alay menjadi semakin rumit dan semakin membingungkan bagi kita yang membacanya.
Memasuki pertengahan tahun 2010, yang ditandai dengan semakin banyaknya telepon selular yang canggih dengan harga yang terjangkau, bahasa alay memasuki tahap puncak keemasannya. Pada tahun ini bahasa alay semakin marak digunakan di berbagai situs jejaring sosial maupun pesan-pesan singkat yang kita terima. Memang pada tahun ini, penggunaan layanan jejaring sosial banyak dimanfaatkan oleh para remaja saat itu sebagai media komunikasi dan menambah jaringan pertemanan mereka. Pada tahun ini bahasa alay yang digunakan pun semakin rumit. Pada tahap ini, selain bahasa alay dituliskan sebagaimana yang sudah disebutkan pada tahap perkembangan, bahasa alay pun kita menggunakan kombinasi huruf kapital yang membuat kita kesulitan untuk membacanya. Contoh kalimat dalam bahasa alay pada tahap ini adalah sebagai berikut, “KmU d’HuM5 y@? @mA 5Yap@ D’cN@?”. Semakin rumit dan membuat kita menjadi malas untuk membacanya. Jika anda menemui teman anda menggunakan bahasa alay seperti ini, ucapkanlah selamat kepada mereka karena secara tidak langsung mereka sudah resmi menjadi guru besar bahasa alay.
Tahun 2012 merupakan tahun dimana bahasa alay mulai dilupakan. Dengan makin banyaknya orang yang terpelajar dan menganggap salah bagi segala sesuatu yang menyimpang, bahasa alay pun mulai berkurang dari situs-situs jejaring sosial maupun pesan singkat. Pada tahun ini banyak orang yang berpendapat bahwa bahasa alay merupakan salah satu penyimpangan terbesar dari kaidah-kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Bahkan terdapat sekelompok orang yang secara jelas menentang penggunaan bahasa ini secara luas. Terdapat sanksi sosial bagi orang-orang yang tetap menggunakan bahasa ini mulai dari ejekan, hinaan, sampai menjauhi orang-orang yang masih menggunakan bahasa alay.

Motif  penggunaan bahasa alay

Menurut analisis saya, terdapat beberapa motif bagi seseorang yang menggunakan bahasa alay. Motif yang pertama, orang tersebut menganggap bahwa bahasa alay merupakan cara penulisan yang keren dan unik pada saat itu. Pengguna bahasa alay menyatakan dirinya paling “gaul” dengan menggunakan bahasa alay. Selain itu, penggunaan cara penulisan yang tidak lazim tersebut membuat pengguna bahasa alay menjadi lebih dikenal oleh orang lain.
Motif yang kedua adalah karena ada sekelompok orang yang menyatakan bahwa bahasa alay merupakan cara penulisan yang “gaul” pada saat itu dan menularkannya kepada orang lain. Seperti yang banyak dinyatakan oleh para sosiolog bahwa jika kita ingin bergabung kedalam suatu kelompok tertentu, maka ikutilah kebiasaan mereka. Akhirnya banyak orang yang mengikuti penggunaan bahasa alay tersebut karena alasan pertemanan sehingga bahasa alay marak digunakan oleh remaja-remaja pada saat itu.
Motif yang ketiga adalah motif yang tidak disengaja dalam menggunakan bahasa alay ini. Pengalaman teman saya yang namanya tidak disebutkan disini, dia menggunakan bahasa alay secara terpaksa. Hal ini dikarenakan tombol huruf “P”,”Q”,”R”, dan “S” pada telepon selularnya mengalami kerusakan. Akibatnya ketika saya bertanya kepadanya sedang dimana melalui pesan singkat, dia menjawab, “5aya lagi di ko5tan”. Begitulah kalimat yang dia gunakan dalam menjawab pesan singkat saya yang pada dasarnya dia lakukan karena mencari alternatif penggunaan tombol telepon selularnya yang rusak.
Apapun motif yang kita lakukan dalam menggunakan bahasa alay, sebagai orang yang terpelajar kita harus paham bahwa bahasa alay merupakan bahasa yang sangat menyimpang dari kaidah penulisan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu, mari kita berikan penjelasan betapa pentingnya penggunaan bahasa Indonesia yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan serta mempertahankan keutuhan bahasa ini dengan selalu mengamalkan penggunaannya secara baik dan benar.

Pertemuan 1/2 Mengembangkan Kemampuan Mahasiswa Dalam Komunikasi : 3. Komunikasi Efektif


Menurut Kumar (2000), komunikasi efektif antar pribadi mempunyai 5 ciri:
  1. Keterbukaan
  2. Empati
  3. Dukungan
  4. Rasa positif
  5. Kesetaraaan

Bentuk dan Karakteristik Komunikasi Efektif :

1. Komunikasi verbal efektif
  • Jelas dan ringkas.
  • Penggunaan contoh untuk membuat penjelasan lebih mudah dipahami. 
  • Mengulang bagian yang penting. Penerima pesan mengetahui “apa, siapa, mengapa, kapan, dimana, bagaimana.
  • Ringkas dengan menggunakan kata-kata yang mengekspresikan ide secara sederhana.
  • Perbendaharaan kata (sampaikan pesan dengan istilah yang dimengerti lawan bicara).
  • Kecepatan berbicara dan Intonasi.
  • Humor.
  • Berikan kesan bahwa kita sebagai pendengar antusias berbicara dengan lawan bicara kita.

2. Komunikasi nonverbal
  • Penampilan fisik.
  • Sikap tubuh dan cara berjalan Ekspresi wajah dan kontak mata.

Pertemuan 1/2 Mengembangkan Kemampuan Mahasiswa Dalam Komunikasi : 2. Jenis dan Proses Komunikasi

Komunikasi terjadi harus berdasar faktor-faktor di bawah ini juga agar komunikasi dapat berjalan lancar baik untuk pihak komunikator maupun komunikan.

Ketepatan waktu dan sasaran dalam komunikasi
Dalam berkomunikasi kita harus memperhatikan waktu penyampaian serta keakuratan informasi yang akan kita berikan serta siapa orang-orang yang akan kita ajak berkomunikasi harus kita sesuaikan dengan apa yang akan kita bahas.

Kelengkapan Komunikasi
Menyampaikan sebuah informasi atau berita dalam komunikasi tidaklah boleh hanya setengah-setengah karena hal tersebut akan menimbulkan kerancuan atau kesalahpahaman untuk pihak penerimanya.

Pemilihan kata-kata yang tepat dalam berkomunikasi
Komunikasi terjadi diikuti dengan penyampaian informasi atau berita yang disampaikan melalui kata-kata, oleh karena itu sebaiknya gunakanlah kata-kata yang baik dan benar serta sesuai dengan lawan bicara kita.

Komunikasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, berikut adalah jenis-jenis komunikasi yang biasanya terjadi di kehidupan sehari-hari :

Komunikasi Intrapersonal
Komunikasi ini adalah komunikasi yang dilakukan oleh diri sendiri misalnya ketika kita sedang berkhayal atau ketika sedang menghadapi konflik batin.

Komunikasi Interpersonal
Komunikasi yang biasanya dilakukan oleh 2 orang secara langsung dan komunikasi jenis ini biasanya yang paling efektif karena kita dapat melakukan interaksi secara langsung dan bermakna.

Komunikasi dalam kelompok kecil
Komunikasi ini terjadi biasanya di dalam sebuah organisasi yang memiliki anggota tidak terlalu banyak sehingga penyampaian pendapat antar anggota dapat tersampaikan dengan baik dan tidak terlalu sulit.

Komunikasi Publik
Komunikasi yang menyangkut khalayak banyak ini dapat dilakukan baik secara langsung atau melalui media-media seperti televisi, radio, dan lain sebagainya. Oleh karena jenis komunikasi ini menyangkut orang banyak maka penyampaian pesan atau informasi menjadi kurang efektif karena pendeskripsian dari masing-masing komunikan pasti berbeda dan timbal balik atau respon yang diberikan oleh komunikan tidak dapat disampaikan secara langsung.

Pertemuan 13/14 Budaya, Kreativitas, dan Inovasi : 3. Kreativitas Individu dan Team Proses Inovasi


Kreatifitas dan inovasi merupakan dua hal yang berbeda tetapi cenderung memiliki kesamaan. Kreatifitas adalah sebuah pemikiran untuk menciptakan sesuatu yang baru sedangkan inovasi adalah melakukan hal yang baru. Kreatifitas individu dan tim memiliki hubungan yang cukup besar terhadap perkembangan organisasi, karena untuk melakukan inovasi sebuah organisasi membutuhkan ide-ide kreatif dari para anggotanya dan diperlukan juga kerjasama dari semua anggota yang ada. Sebuah inovasipun dapat diciptakan dari terjadinya proses bertukar pikiran antar anggota organisasi.

Timbal balik yang diberikan oleh organisasi juga harus dipertimbangkan keberadannya, karena organisasi yang menghargai dan memberikan reward pada anggotanya yang telah memberikan kontribusi berupa kreatifitas dan inovasi terbaik, otomatis akan menstimulasi anggota lain untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif. Hal ini juga akan menghidupkan astmosfer kompetisi yang sehat dan memiliki tujuan untuk membuat organisasi tersebut lebih maju dan berkembang.

Pertemuan 13/14 Budaya, Kreativitas, dan Inovasi : 2. Tipopologi Budaya Organisasi


Berikut adalah pengelompokkan budaya organisasi menurut Kotter dan Hesket (1998) :
  • Budaya organisasi kuat dan lemah

Budaya organisasi ini terkait dengan kekuatan nilai-nilai yang terdapat di dalam sebuah organisasi, jika kuat maka nilai yang akan dianut bersama akan dikonstruksi ke dalam misi dan membuat semua anggota mengikutinya, dan sebaliknya.
  • Budaya organisasi strategik

Merupakan salahsatu jenis budaya organisasi yang tidak memiliki perspektif khusus dalam pelaksanaannya. Budaya ini bersifat mengkolaborasikan strategi yang dimiliki organisasi dengan situasi atau konteks yang pada masa kini sedang dijalani oleh organisasi tersebut.
  • Budaya adaptif

Budaya organisasi ini dilandasi pemikiran bahwa organisasi bersifat terbuka sehingga organisasi bisa mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh lingkungan. Lewat budaya ini organisasi dapat melakukan perubahan tanpa terbentur perubahan itu sendiri.

Pertemuan 13/14 Budaya, Kreativitas, dan Inovasi : 1. Pengertian dan Fungsi Budaya Organisasi


Budaya organisasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari nilai-nilai karakteristik yang dipersepsikan oleh anggotanya. Oleh karena itu, budaya organisasi bukan hal yang mengenai kesukaan atau ketidaksukaan dari seorang anggota. Budaya organisasi dapat menjadi pembeda antara satu organisasi dengan organisasi lainnya. Fungsi budaya organisasi adalah :
  • Terciptanya kemampuan seseorang dalam hal mengembangkan persepsi, cara berfikir dan berperasaan sehubungan dengan sebuah masalah yang sedang dihadapi.
  • Untuk menilai sejauh mana para anggota bisa berinovasi dan berani mengambil resiko.
  • Orientasi terhadap hasil, individu, dan tim dalam organisasi.
  • Sebagai tolak ukur pengetahuan tingkat kreativitas dan sikap kompetitif para anggota organisasi.
  • Menjaga stabilitas organisasi.

Pertemuan 11/12 Perubahan dan Pengembangan Organisasi : 4. Implikasi Manajerial

Dalam konteks manajerial sebuah perusahaan memang memerlukan sebuah perubahan, terutama perubahan ke arah yang lebih baik. Perubahan itu juga bisa menjadi tolak ukur kemajuan suatu perusahaan. Salahsatu bentuk perubahan yang dapat memajukan sebuah perusahaan adalah pembaruan proses bisnis secara terencana. Hal lain yang menjadi fokus dalam perubahan suatu perusahaan adalah bagaimana perusahaan bisa melakukan evaluasi terhadap hasil dari perubahan yang mereka lakukan. Perubahan sebuah perusahaan tak lepas dari peranan pemimpin yang bertugas sebagai pengambil keputusan. 

Pertemuan 11/12 Perubahan dan Pengembangan Organisasi : 3. Perencanaan Strategi Pengembangan Organisasi

Sebelum melakukan perubahan untuk organisasi terutama dalam hal pengembangannya, para pimpinan dan pengurus organisasi sebaiknya menentukan strategi atau siasat yang akan digunakan agar tujuan dari pengembangan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Strategi yang baik akan melibatkan seluruh sumber daya yang ada untuk bersama-sama mengembangkan organisasi. Strategi juga harus mendukung inovasi yang dapat memajukan organisasi. Untuk menyusun strategi dapat digunakan berbagai analisis bisnis yang ada, misalnya menggunakan analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Oppurtunities, Threats). Jika menggunakan analisis bisnis ini sebuah organisasi harus dapat melihat kekuatan yang mereka punya, kelemahan mereka sendiri, siapa saja lawan mereka dalam berorganisasi dan melihat kesempatan-kesempatan yang ada untuk kemudian digunakan untuk mencapai tujuan organisasi.

Pertemuan 11/12 Perubahan dan Pengembangan Organisasi : 2. Langkah - Langkah Perubahan Organisasi


Sebelum melakukan perubahan pada organisasi perlu diperhatikan faktor-faktor yang menyangkut internal dan eksternal dari organisasi tersebut, misalnya kondisi ketenagakerjaan, teknologi, kecendrungan sosial, ekonomi, kondisi politik, dan tingkat kompetisi yang terjadi pada organisasi. Dan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk melakukan perubahan pada organisasi adalah :

Identifikasi
Sebelum melakukan perubahan hendaknya pengurus sebuah organisasi mengidentifikasi bagian-bagian mana dari organisasi yang memang harus dirubah, bagian mana yang harus tetap dipertahankan dan mana yang harus ditingkatkan lagi. Hal ini diperlukan agar organisasi dapat berubah menjadi lebih baik dan berkembang baik secara internal maupun eksternal.

Perencanaan
Rencana perubahan sebuah organisasi harus dipertimbangkan benar-benar agar pelaksanaannya dapat berjalan dengan baik.

Implementasi
Jika telah membuat perencanaan yang matang mengenai perubahan yang akan dilakukan langkah selanjutnya adalah mengimplementasikan rencana tersebut ke kehidupan nyata keorganisasian diikuti dengan pengawasan ketika proses perubahan sedang berlangsung agar semua tetap terkendali.

Evaluasi
Evaluasi setelah melakukan perubahan perlu dilakukan agar kita dapat menilai sejauh mana manfaat dari perubahan yang telah kita buat. Jika hasil evaluasi dalam jangka waktu pendek dapat menghasilkan manfaat yang besar bagi perusahaan maka perubahan tersebut dapat berlaku dalam jangka waktu yang lama.

Sebuah perubahan tidak semuanya dapat diterima terlebih jika kita mengubah sesuatu dan menyangkut kepentingan orang banyak seperti itu jugalah perubahan dalam organisasi. Penolakan atas perubahan dalam organisasi ada yang diwujudkan secara nyata misalnya melalui demonstrasi dan ada pula yang tidak nyata misalnya dengan berkurangnya loyalitas seorang anggota.

Pertemuan 11/12 Perubahan dan Pengembangan Organisasi : 1. Pengertian Perubahan dan Pengembangan Organisasi


Perubahan memiliki arti umum yaitu penggantian suatu hal yang berbeda dari hal sebelumnya. Perubahan bisa terjadi dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja, termasuk organisasi. Sebuah perubahan dapat memberi dampak positif atau negatif bagi pelakunya. Oleh karena itu, sebelum berubah hendaknya kita mengetahui hal-hal yang menjadi latar belakang dari perubahan tersebut.

Dalam sebuah organisasi perubahan penting dilakukan sebagai tindak lanjut pengembangan organisasi. Perkembangan sendiri merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai akibat dari proses kematangan dan pengalaman yang terdiri atas serangkaian perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif (E.B Harlock) . Dengan kata lain pengembangan organisasi adalah bagian dari perubahan yang bersifat positif.

Pertemuan 9/10 Desain dan Struktur Organisasi : 4. Implikasi Manajerial Desain dan Struktur Organisasi


Perusahaan merupakan salahsatu contoh organisasi yang kompleks, oleh karena itu dalam berproses perusahaan harus memiliki bentuk keorganisasian tertentu yang dapat menyederhanakan hal kompleks di dalam kestrukturan organisasi ini. Diperlukan adanya strategi, standarisasi, dan kerjasama dari berbagai divisi atau bagian-bagian pada perusahaan untuk mensikronisasi dan mendukung proses manajerial dalam perusahaan.

Pertemuan 9/10 Desain dan Struktur Organisasi : 3. Model - Model Desain Organisasi


Model Mekanistis
            Penekanan kepentingan produksi dan efisiensinya melalui hal-hal sebagai berikut :
                        Penggunaan ekstensif aturan dan prosedur.
                        Sentralisasi.
                        Spesialisasi tenaga kerja yang tinggi.

Model Organik
            Penekanan kepentingan produksi dan efisensinya melalui hal-hal sebagai berikut :
                        Penggunaan terbatas aturan dan prosedur.
                        Desentralisasi
                        Spesialisasi tenaga kerja relatif rendah

Pertemuan 9/10 Desain dan Struktur Organisasi : 2. Departementalisasi


Departementalisasi merupakan sebuah proses pengelompokkan sebuah organisasi / perusahaan ke dalam bagian-bagian tertentu sesuai dengan fungsi atau kepentingan yang dibutuhkan organisasi. Departementalisasi dibagi dalam 3 bagian :

1. Departementalisasi Fungsional
Pengelompokkan yang didasari kesamaan fungsi yang ada pada masing-masing organisasi. Departemen fungsional memiliki kebaikan tersendiri misalnya bahwa dengan adanya departemen ini dapat tercipta efisiensi melalui spesialisasi, kemudian memungkinkan pegawai lebih total dalam melihat fungsi-fungsi dalam departemen tersebut untuk mencapai puncak dan lain-lain. Akan tetapi departemen inipun memiliki kekurangan, misalnya jika terjadi ketersendatan dalam pelaksanaan tugas yang berurutan karena pasti akan mempengaruhi pelaksanaan tugas lainnya.

2. Departementalisasi Divisonal
Departementalisasi ini meliputi pembagian divisi-divisi atas dasar produk, wilayah (geografis), langganan, dan proses atau peralatan. Struktur organisasi divisional atas dasar produk. setiap departemen bertanggung jawab atas suatu produk atau sekumpulan produk yang berhubungan (garis produk). Sturktur organisasi divisional atas dasar wilayah kadang juga disebut depertementalisasi daerah , regional atau geografis , yaitu pengelompokkan kegiatan-kegiatan menurut tempat dimana operasi berlokasi atau dimana satuan-satuan organisasi menjalankan usahanya.

3. Organisasi Proyek dan Matriks
Bentuk organisasi proyek dan matriks adalah tipe departementalisasi campuran (hybrid design). Kedua struktur organisasi ini tersusun dari satu atau lebih tipe-tipe departementalisasi lainnya. Struktur proyek dalam matriks bermaksud untuk mengkombinasikan kebaikan-kebaikan kedua tipe design fungsional dan divisional dengan menghindari kekurangan-kekurangan.

Pertemuan 9/10 Desain dan Struktur Organisasi : 1. Dimensi Struktur Organisasi


Sebuah organisasi yang terstruktur dapat dilihat kestrukturannya melalui dimensi-dimensi seperti berikut :

1. Kompleksitas
Kompleksitas merupakan sebuah hal terkait dengan perbedaan dalam organisasi, perbedaan atau diferensiasi tersebut dibagi lagi ke dalam beberapa bentuk: 
> Diferensiasi Horizontal
Pembeda dalam diferensiasi horizontal adalah mengenai orientasi anggota organisasi, sifat dari tugas yang mereka lakukan dan tingkat pendidikan serta pelatihannya.
> Diferensiasi Vertikal
Terkait dengan hubungan struktural antara pemimpin teratas hingga karyawan yang paling bawah. Semakin banyak urutan struktur di bawah pimpinan teratas maka semakin kompleks pula pertimbangan-pertimbangan yang harus dilakukan pemimpin sebelum mengambil keputusan.
> Diferensiasi Spasial
Merupakan ragam jenis dalam kompleksitas organisasi yang terkait dengan perluasan sebuah organisasi, yaitu dari tempat yang dijadikan lokasi operasional organisasi dengan pusat kekuasaannya. Faktor yang mempengaruhi diferensiasi ini adalah penyebaran jumlah kantor, pabrik dan personalia serta jarak dari penyebaran organisasi secara geografis.

2. Formalisasi
Standar yang ditetapkan mengenai pekerjaan atau penugasan dalam organisasi. Standar ini diperlukan agar para anggota / pegawai dalam organisasi memiliki program yang jelas dalam melaksanakan tugasnya, sehingga tidak ada kesimpansiuran antara hak dan kewajiban yang dimiliki anggota. Pemimpin harus membuat standarisasi yang besar dan jelas agar para anggotanya dapat bertugas sebagaimana mestinya.

3. Sentralisasi
Merupakan proses pemusatan sebuah kekuasaan atau keputusan hanya pada satu orang atau satu unit (biasanya unit paling atas dalam struktur organisasi) tanpa menimbulkan masalah terhadap unit bawah (karyawan / anggota ). Pemusatan seperti ini membutuhkan konsentrasi tinggi dalam perwujudannya, semakin tinggi tingkat konsentrasi pada hal ini maka akan semakin tinggi spesialisasinya, sebaliknya jika konsentrasi rendah maka akan tercipta sebuah desentralisasi atau penyebaran kekuasaan.

Pertemuan 7/8 Kepemimpinan : 4. Implikasi Manajerial Kepemimpinan Dalam Organisasi


Dalam sebuah proses manajerial peran pemimpin sangat penting untuk mengatur tata pengoperasionalan organisasi. Pemimpin yang baik akan mengatur segala sumber daya yang dimiliki secara efektif dan efisien, pemimpin yang baik juga akan disukai oleh bawahannya sehingga jika pemimpin membutuhkan kerjasama dari bawahannya mereka tidak akan segan untuk melakukan tugasnya masing-masing secara baik dan benar.
Kepemimpinan seseorang secara otomatis akan menggambarkan sebagian besar sifat pribadi orang tersebut, baiknya jadilah pemimpin yang disegani karena ilmu yang dia miliki dan bukan karena orang takut akan kekuatan yang dimiliki pemimpin tersebut.

Pertemuan 7/8 Kepemimpinan : 3. Faktor Yang Mempengaruhi Kepemimpinan


Kepemimpinan seseorang dilandasi oleh faktor-faktor seperti berikut :

 Faktor Individu
Dalam faktor ini seorang pemimpin harus dibekali dengan ilmu pengetahuan yang cukup, ketrampilan, sifat pribadi pemimpin itu sendiri serta nilai-nilai yang diyakininya. Seorang pemimpin harus memiliki pengetahuan yang cukup banyak mengenai banyak hal disekitarnya bukan hanya sekedar tentang bidang yang sedang dipimpinnya, karena tanggung jawab seorang pemimpinpun meliputi banyak aspek. Pemimpin yang memiliki ketrampilan sudah pasti akan cekatan dalam mengambil sebuah keputusan yang terkait dengan apa yang sedang dipimpinnya. Sifat pribadi dan nilai-nilai yang diyakini oleh seorang pemimpin akan mencerminkan kebijaksanaan pemimpin tersebut dalam hubungannya dengan bawahan atau orang-orang disekitarnya.

 Faktor Internal
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah terkait dengan karakter pemimpin tersebut yang juga bisa dijadikan ciri oleh orang lain. Seorang pemimpin yang kompeten dapat dilihat dari pengetahuannya tentang banyak hal. Faktor ini tidak jauh berbeda dengan faktor individu.

Faktor Eksternal
Aspek yang terdapat di dalam faktor ini adalah bawahan dan situasi. Sifat kepemimpinan seseorang dipengaruhi pula oleh tingkat pendidikan bawahannya, status sosial, ideologi yang dianut, agama, pekerjaan dan lain-lain. Situasi yang mempengaruhi sifat kepemimpinan seseorang meliputi waktu, tempat, sifat organisasi yang ia pimpin dan lain-lain.

Pertemuan 7/8 Kepemimpinan : 2. Tipologi Kepemimpinan


Tipologi kepemimpinan merupakan tipe-tipe kepemimpinan lain yang ada disekitar kita, berikut adalah tipe kepemimpinan menurut (Siagian,1997)  :

Tipe Otokratis
  • Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.
  • Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.
  • Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata.
  • Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat .
  • Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya.
  • Dalam menggerakan bawahannya sering menggunakan pendekatan yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

Tipe Demokratis
  •  Tidak berfikiran bahwa pemimpin adalah manusia mulia yang harus dihormati dan sebagainya.
  • Menyingkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan kepentingan dan tujuan pribadi bawahannya.
  • Senang menerima saran dan kritik.
  • Mengedepankan kerjasama atau teamwork.
  • Memberikan kebebasan bawahannya untuk melakukan kesalahan dan kesempatan untuk bawahannya memperbaiki kesalahannya tersebut dengan kebijakan tertentu.
  • Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses.
  • Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

Tipe Militeris
  • Menggunakan perintah dalam menggerakan bawahannya.
  • Senang menggunakan jabatan dan pangkat dalam memberikan perintah.
  • Menuntut displin yang tinggi dan melebih-lebihkan formalitas.
  • Sukar menerima kritikan.
  • Menggemari upacara untuk berbagai keadaan.Tipe Paternalistis
  • Menganggap bawahannya tidak dewasa.
  • Bersikap terlalu melindungi.
  • Jarang memberi kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil inisiatif dan mengembangkan kreasinya.
  • Sering bersikap sok tahu yang berlebihan.
 Tipe Karismati
Tipe kepemimpinan ini tidak dapat dijelaskan secara nyata karena pemimpin yang disukai karena karismanya cenderung tidak memiliki patokan khusus dalam mencirikan apa yang disukai dari sifat kepemimpinan dengan tipe ini. Karisma seorang pemimpin  biasanya tercipta secara alami dari sikap pribadi pemimpin tersebut.

Dari kesemua tipe kepemimpinan di atas hendaknya setiap pemimpin berusaha untuk menjadi pemimpin dengan tipe demokratis, karena tipe kepemimpinan seperti inilah yang cocok untuk masa modern seperti saat ini.

Pertemuan 7/8 Kepemimpinan : 1. Teori dan Arti Penting Kepemimpinan


Pimpinan atau pemimpin adalah seseorang yang dapat mengatur, menjaga dan mengarahkan serta bertanggung jawab terhadap kepentingan orang banyak. Karena tugas seorang pemimpin yang sangat besar untuk memilih seorang pemimpin kita harus memperhatikan segala aspek yang ada. Sifat pemimpin yang dimiliki oleh seseorang biasa disebut sifat kepemimpinan. Seorang pemimpinpun memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda, gaya kepemimpinan meliputi tingkah laku dan kemampuan seorang pemimpin dalam memimpin. Oleh karena itu gaya kepemimpinan seseorang didasarkan pada sifat pemimpin itu sendiri, bawahannya dan proses yang mengikuti terwujudnya proses kepemimpinan tersebut (Hersey dan Blanchard (1992)). Teori yang menjelaskan mengenai gaya kepemimpinan seseorang dibagi dalam 3 hal, sebagai berikut :

Teori Genetis (Keturunan)
Teori ini mengedepankan pandangan bahwa seorang pemimpin memiliki jiwa kepemimpinanya sejak lahir. Penganut teori ini percaya bahwa sifat kepemimpinan seseorang tercipta dari bakat alaminya bukan dibuat-buat oleh sesuatu.

Teori Sosial
Teori ini merupakan lawan dari teori genetis dimana paham dari teori ini adalah jiwa kepemimpinan seseorang dapat diciptakan dengan sengaja jika diberi bekal ilmu pengetahuan mengenai kepemimpinan dan memiliki pengalaman yang cukup dalam memimpin.

Teori Ekologis
Merupakan teori yang didalamnya terdapat gabungan aspek dari teori genetis dan teori sosial. Dalam teori ini seseorang dapat memiliki jiwa kepemimpinan jika ia memiliki bakat untuk memimpin serta didukung dengan penambahan ilmu pengetahuan dan pengalaman yang cukup dalam memimpin sesuatu.

Pertemuan 1/2 Mengembangkan Kemampuan Mahasiswa Dalam Komunikasi : 1. Pengertian dan Arti Penting Komunikasi


Manusia sebagai mahluk sosial pasti membutuhkan interaksi satu sama lain, bentuk interaksi itu termasuk komunikasi. Komunikasi adalah penyampaian sebuah maksud atau tujuan dari komunikator (penyampai berita) kepada komunikan (penerima berita) agar dapat memotivasi atau menginformasikan sesuatu.

Manusia dalam kegiatan berkomunikasi seringkali menghadapi hambatan-hambatan yang bisa terjadi dari dalam ataupun luar dirinya. Akan tetapi untuk menyelesaikan sebuah masalah komunikasi memang dibutuhkan agar masalah tersebut dapat dibahas secara bersama-sama dan dicari jalan keluarnya. Untuk menghindari kesalahpahaman dari sebuah maksud dalam komunikasi dibutuhkan keterampilan seseorang dalam berkomunikasi apalagi jika komunikasi tersebut menyangkut orang banyak.

Komunikasi memang bukan hal yang sulit dalam penerapannya semua tergantung bagaimana individu menangkap maksud dan memberikan timbal balik atau respon terhadap komunikasi terhadap, hal yang membuat komunikasi terkadang tidak simple adalah ketika individu yang menjadi komunikator tidak bisa menjelaskan secara lugas apa yang menjadi tujuan dari komunikasinya terlebih jika komunikan yang menerima penyampaian informasi salah dalam memahami maksud dan tujuan tersebut. Oleh karena itu kehati-hatian dalam berkomunikasi juga penting untuk diperhatikan.

Komunikasi memang dilakukan manusia dimanapun mereka berada karena hanya dengan berkomunikasi kita bisa mengetahui tentang cara pandang orang lain terhadap sesuatu, karena hanya dengan berkomunikasi kita bisa mengetahui apa yang orang lain rasakan dan ingini. Oleh karena itu budayakanlah berkomunikasi dengan cara yang baik dan benar agar kita dapat menyampaikan maksud atau tujuan kita yang mungkin bisa membantu orang lain.

Pertemuan 5/6 Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi : 4. Implikasi Manajerial


Dalam pengambilan keputusan dibidang manajerial, seorang pemimpin harus memperhatikan segala aspek yang melatarbelakangi sebuah permasalahan yang harus diberikan jalan keluar. Ketrampilan seorang pemimpin dalam hal ini harus selalu diasah karena permasalahan yang muncul akan semakin kompleks dan semakin membutuhkan pertimbangan yang matang. Dibutuhkan kebijaksanaan dalam mengambil keputusan-keputusan penting, tetapi resiko dari keputusan yang telah diambilpun harus bisa diterima oleh semua kalangan. Oleh karena itu penting untuk seorang pemimpin memperhatikan detail dari semua aspek yang ada, sebisa mungkin sebuah keputusan harus diambil untuk kebaikan dan keadilan semuanya. 

Pertemuan 5/6 Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi : 3. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan


Berikut adalah faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan menurut Terry (1989) :
  1. Hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan.
  2. Setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi.
  3. Setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain.
  4. Jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan.
  5. Pengambilan keputusan merupakan tindakan mental, dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik.
  6. Pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang  cukup lama.
  7. Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik.
  8. Setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul.
  9. Setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.

Pertemuan 5/6 Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi : 2. Jenis - Jenis Keputusan Organisasi


Keputusan yang dibuat oleh organisasi digolongkan dalam beberapa bentuk dan melibatkan bagian tertentu dari organisasi yang terkena pengaruh langsung dari keputusan yang telah dibuat. Keputusan dalam organisasi terbagi menjadi 2 bentuk yaitu :

1. Keputusan organisasi secara metode

  • Metode tradisional
Pengambilan keputusan dengan metode ini dilakukan secara intuisi dan kebiasaan.

  • Metode modern
Pengambilan keputusan berdasarkan perhitungan matematis dan menggunakan instrumen modern seperti komputer dan perhitungan statistic

2. Keputusan organisasi berdasarkan banyaknya waktu

  • Pengambilan keputusan secara rutin
Keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang, dan biasanya telah dikembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya.

  • Pengambilan keputusan secara tidak rutin
Keputusan tidak rutin adalah keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin.

Pertemuan 5/6 Pengambilan Keputusan Dalam Organisasi : 1. Definisi dan Dasar Pengambilan Keputusan


Keputusan adalah penentuan sikap atau kesimpulan yang diambil oleh sesorang berdasarkan pilihan yang ada. Sebuah keputusan bisa menjadi sesuatu yang sangat sulit untuk ditentukan terutama jika diantara beberapa pilihan atau alternatif. Oleh karena itu perlu sekali pertimbangan yang matang sebelum seseorang mengambil keputusan, terlebih jika keputusan tersebut menyangkut kepentingan orang banyak. Pengambilan sebuah keputusan dapat dilandasi oleh beberapa hal yang terkait dengan permasalahannya masing-masing.

Menurut George R.Terry dan Brinckloe disebutkan dasar-dasar pendekatan dari pengambilan keputusan yang dapat digunakan yaitu :
1. Intuisi

Pengambilan keputusan yang didasarkan atas intuisi atau perasaan memiliki sifat subjektif sehingga mudah terkena pengaruh. pengambilan keputusan  berdasarkan intuisi ini mengandung beberapa keuntungan dan kelemahan.
Keuntungan :
  • waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif lebih pendek
  • untuk masalah yang pengaruhnya terbatas, pengambilan keputusan ini akan memberikan kepuasan pada umumnya
  • kemampuan mengambil keputusan dari pengambil keputusan itu sangat berperan, dan itu perlu dimanfaatkan dengan baik.

Kelemahan:
  • Keputusan yang dihasilkan relatif kurang baik.
  • Sulit mencari alat pembandingnya, sehingga sulit diukur kebenaran dan keabsahannya.
  • Dasar-dasar lain dalam pengambilan keputusan seringkali diabaikan.

2. Pengalaman
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi pengetahuan praktis, karena pengalaman seseorang dapat memperkirakan keadaan sesuatu, dapat diperhitungkan untung ruginya terhadap keputusan yang akan dihasilkan. Orang yang memiliki banyak pengalaman tentu akan lebih matang dalam membuat keputusan akan tetapi, peristiwa yang lampau tidak sama dengan peristiwa yang terjadi kini.
3. Fakta
Pengambilan keputusan berdasarkan fakta dapat memberikan keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, maka tingkat kepercayaan terhadap pengambilan keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan-keputusan yang dibuat itu dengan rela dan lapang dada.
4. Wewenang
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh pimpinan terhadap bawahannya atau orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada orang yang lebih rendah kedudukannya. Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang ini juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan :
  • Kebanyakan penerimaannya adalah bawahan, terlepas apakah penerimaan tersebut secara sukarela ataukah secara terpaksa
  • Keputusannya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama
  • Memiliki daya autentisitas yang tinggi

Kelemahan:
  • Dapat menimbulkan sifat rutinitas
  • Mengasosiasikan dengan praktik diktatorial
  • Sering melewati permasalahan yang seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan kekaburan

5. Logika
Pengambilan keputusan yang berdasarkan logika ialah suatu studi yang rasional terhadap semuan unsur pada setiap sisi dalam proses pengambilan keputusan. Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasional, keputusan yang dihasilkan bersifat objektif, logis, lebih transparan, konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai dengan apa yang diinginkan. Pada pengambilan keputusan secara logika terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
  • kejelasan masalah
  • orientasi tujuan : kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai
  • pengetahuan alternatif : seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya
  • preferensi yang jelas : alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria
  • hasil maksimal : pemilihan alternatif terbaik didasarkan atas hasil ekonomis yang maksimal.