MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR
PERAN UNIVERSITAS GUNADARMA DALAM PELESTARIAN NILAI-NILAI
BUDAYA
OLEH
NAMA :
JOECHRY FARIZ GHAZZAN
NPM :
13111837
KELAS : 1 KA 33
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI
INFORMASI
JURUSAN S1 – SISTEM INFORMASI
Mata Kuliah
: Ilmu Budaya Dasar
Dosen : Muhammad
Burhan Amin
Topik Makalah
Peran Budaya Daerah Dalam
Memperkokoh Ketahanan
Budaya Bangsa
Kelas : 1 KA 33
Tanggal
Penyerahan Makalah : 27 April 2012
Tanggal Upload Makalah : 28 April 2012
P E R N Y A T A A N
Dengan ini saya menyatakan bahwa seluruh pekerjaan
dalam penyusunan makalah ini saya buat sendiri tanpa meniru atau mengutip dari
tim / pihak lain.
Apabila terbukti tidak benar, saya siap menerima konsekuensi untuk mendapat
nilai 1/100 untuk mata kuliah ini.
P e n y u s u n
N P M
|
Nama
Lengkap
|
Tanda
Tangan
|
13111837
|
Joechry
Fariz Ghazzan
|
|
Program Sarjana Sistem Informasi
UNIVERSITAS GUNADARMA
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam , Saya
ucapkan pada Allah Yang Maha Pengasih lagi Pemurah, karena makalah ini dapat
disusun sesuai harapan dan tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW karena melalui beliau , Kita semua
tersinari cahaya keimanan yang penuh dengaan nikmat.
Rasa terima kasih saya ucapkan
kepada :
1. Kedua Orang
tua yang selalu mendo’akan anaknya ini tanpa putus sehingga selalu diberi
kemudahan oleh Allah.
2. Dosen IBD
Bapak Muhammad Burhan Amien yang selalu memberikan ilmunya dan memberikan
bimbingan kepada kami semua.
3. Teman-teman
kelas 1 KA 33 yang bersedia memberikan saran dan bantuan.
4. Dan semua
pihak yang bersedia memberikan bantuan dan motivasi dalam mengerjakan Makalah
ini.
Makalah ini membahas tentang “Kontribusi
Pemerintah dan Masyarakat dalam Melestarikan Kebudayaan“. Makalah ini
berhubungan dengan mata kuliah Ilmu Budaya Dasar . Penyusun menyadari betul
dalam menulis makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu Saran dan
kritik yang membangun sangat Saya harapkan.
Penyusun berharap, semoga makalah
ini bermanfaat bagi penyumbang ilmu pengetahuan dan mampu memberikan penjelasan
tentang peran kebudayaan dalam membentuk kepribadian. Tentunya, semoga makalah
ini bermanfaat dalam mempelajari ilmu budaya dasar dan mendapat nilai sesuai
harapan.
Demikian makalah ini Saya buat,
selamat membaca dan semoga bermanfaat.
Amin.
Bekasi , 27 April 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
pengesahan………………………………………………………………………………i
Kata
pengantar…………………………………………………………………………………….ii
Daftar
isi………………………………………………………………………………………….iii
BAB
I. PENDAHULUAN………………………………………………………………………1
- Latar belakang……………………………………………………………………………..1
- Tujuan……………………………………………………………………………………..1
- Sasaran…………………………………………………………………………………….1
BAB
II . PERMASALAHAN……………………………………………………………………..2
- KEKUATAN……………………………………………………………………………...2
- KELEMAHAN…………………………………………………………………...……….3
- PELUANG……………………………………………………………………...…………4
- HAMBATAN…………………………………………………………………...………...6
BAB
III . KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………………………………………………7
1. KESIMPULAN……………………………………………………………………………7
2. REKOMENDASI…………………………………………………………………………7
REFERENSI……………………………………………………………………………………..10
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Adat
istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat merupakan salah satu modal sosial
yang dapat dimanfaatkan dalam rangka pelaksanaan pembangunan. Pelestarian dan
pengembangan adat isitiadat dan nilai sosial budaya masyarakat dibangun dan
mengkedepankan tiga pilar utama yaitu pilar pembangunan ekonomi masyarakat,
pilar pelestarian, dan pilar kemandirian masyarakat. Pilar pertama menyangkut
aspek nilai guna adat istiadat bagi tumbuh kembangnya ekonomi masyarakat untuk
menjawab tantangan pemenuhan kebutuhan ekonomi. Pilar yang kedua menyangkut
aspek kebertahan masyarakat yang menyongkong pada integrasi nasional. Pilar
yang ketiga berkaitan dengan kemampuan masyarakat melaksanakan pengorganisasian
potensi adat istiadat dan nilai sosial budaya secara otonom, mandiri, dan
professional.
B.
Tujuan
Program
pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan nilai sosial budaya masyarakat
bertujuan untuk melestarikan dan pengembangan adat istiadat dan nilai budaya
lokal. Yaitu seperti :
Ø Meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pengkajian potensi sosial budaya masyarakat
sebagai modal sosial pembangunan, serta meletakkan peluang dan ancaman dalam
rangka melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi, dan tindak
lanjut serta pertanggung jawaban kegiatan pembangunan masyarakat.
Ø Mendukung
pengembangan budaya nasional dalam mencapai peningkatan kualitas ketahanan
nasional dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
C.
Sasaran
Mengarahkan
kepada mahasiswa untuk tetap menjaga nilai-nilai budaya yang ada di dalam
kampus maupun di luar kampus yang berada dimana saja. Semua itu adalah dasar
untuk mendapat melestarikan nilai-nilai budaya, yang dimana kampus itu sendiri
memiliki peranan penting untuk menjaga melestarikan nilai-nilai budaya.
BAB
II PERMASALAHAN
Analisis
permasalahan Peran Universitas Gunadarma
Dalam Pelestarian Nilai-Nilai Budaya dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan kondisi lingkungan internal maupun eksternal dilihat dari
aspek :
1.
Kekuatan
(Strength)
a.
Rasa
nasionalisme
Nasionalisme adalah
satu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam
bahasa Inggris “nation”) dengan mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk
sekelompok manusia. Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan
beberapa “kebenaran politik” (political legitimacy). Bersumber dari teori
romantisme yaitu “identitas budaya”, debat liberalisme yang menganggap
kebenaran politik adalah bersumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua
teori itu.
b.
Pelestarian
keaneka ragaman budaya
Nilai budaya yang
dimiliki oleh setiap masyarakat memiliki kekayaan yang begitu besar nilainya,
akan tetapi seiring perkembangan zaman upaya pelstariannyapun mulai luntur yang
dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun faktor internal masyarakat itu
sendiri, Coba berikan argumentasi saudara disertai dengan bukti yang kongkrit upaya
apa saja yang bisa dilakukan oleh kaum generasi muda saat ini terutama dalam
melestarikan dan menjaga eksistensi nilai budaya itu agar tidak luntur.
c.
Pengukuhannya
dalam bentuk peraturan pemerintah
Istilah masyarakat adat
mulai mendunia, setelah pada tahun 1950-an ILO, sebuah badan dunia di PBB
mempopulerkan isu “indigenous peoples”. Setelah dihembuskan oleh ILO sebagai
isu global di lembaga PBB, World Bank (Bank Dunia) juga mengadopsi isu tersebut
untuk proyek pedanaan pembangunan di sejumlah negara, melalui kebijakan OMP
(1982) dan OD (1991), terutama di negara-negara ketiga, seperti di Amerika
Latin, Afrika, dan Asia Pasifik. Mencuatnya isu masyarakat adat berawal dari
berbagai gerakan protes masyarakat asli “native peoples” di Amerika Utara yang
meminta keadilan pembangunan, setelah kehadiran sejumlah perusahaan
transnasional di bidang pertambangan beroperasi di wilayah kelola mereka, dan
pengembangan sejumlah wilayah konservasi oleh pemerintah AS dan Kanada.
d.
Kemudahan
mengakses segala macam informasi
Salah satu hasil pemikiran dan penemuan seseorang adalah
kesenian, yang merupakan subsistem dari kebudayaan. Bagi bangsa Indonesia aspek
kebudayaan merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki kekayaan nilai
yang beragam, termasuk keseniannya. Kesenian rakyat, salah satu bagian dari
kebudayaan bangsa Indonesia tidak luput dari pengaruh globalisasi. Globalisasi
dalam kebudayaan dapat berkembang dengan cepat, hal ini tentunya dipengaruhi
oleh adanya kecepatan dan kemudahan dalam memperoleh akses komunikasi dan
berita.
2.
Kelemahan
(Weakness)
a.
Pengaruh
budaya asing
Perkembangan zaman dan
arus informasi yang begitu cepat yang menyebabkan masuknya berbagai budaya dari
luar sehingga semua budaya terabaikan. Sikap egois dan mau menang sendiri dalam
berbagai aspek kehidupan akan menimbulkan gejolak sosial dalam masyarakat yang
bersangkutan. Dan di lain pihak, pergeseran–pergeseran ini akan menipiskan
akhlak, moral, dan kepribadian bangsa.
b.
Ketidakpedulian
masyarakat
Kurangnya perhatian
masyarakat terhadap upaya pelestarian kebudayaan Bangsa Indonesia yang kita
miliki. Klaim-klaim tersebut mencerminkan lemahnya proteksi terhadap kebudayaan
yang kita miliki. Mayoritas dari masyarakat kita menganggap sepi upaya
pelestarian kebudayaan. Kita terlalu menganggap sepele terhadap permasalahan
krisis eksistensi kebudayaan bangsa yang terjadi saat ini. Masyarakat Indonesia
telah terbuai dengan kenyataan bahwa saat ini kebudayaan Indonesia tetap
lestari dengan sendirinya, atau dengan kata lain terdapat anggapan bahwa
kebudayaan Bangsa Indonesia akan tetap lestari dengan sendirinya. Kenyataannya,
budaya kita dapat bertahan berkat upaya pelestarian yang dilakukan oleh
segelintir orang dari komunitas tertentu saja dan saat ini jumlah mereka
semakin berkurang dan berkurang.
c.
Kurangnya
rasa kecintaan, apresiasi, dan kebanggaan
Terjadinya kurang
pemahaman rasa kecintaan, apresiasi, dan kebanggaan komitmen pemerintah daerah
di dalam pengelolahan pelestarian budaya. Dampaknya yaitu makin menurunnya
kualitas pengellaan kebudayaan. Tanpa adanya pelestarian kebudayaan maka tidak
akan timbul kontribusi bermanfaat bagi perkembangan pelestarian kebudayaan.
d.
Kurangnya
sosialisasi kebudayaan kepada masyarakat
Orientasi materialistik
dalam kehidupan di masyarakat juga telah mendorong sikap ingin serba cepat
dalam mendapatkan keuntungan material tanpa melalui proses, dan kerja keras.
Hal ini mengakibatkan nilai-nilai moral dilanggar untuk memenuhi keinginan,
tanpa memikirkan nilai kejujuran dan tanggung jawab. Oleh karena itu perlu
dibangun sistem yang mampu memfasilitasi berkembangnya kepribadian yang jujur dan
bertanggung jawab.
3.
Peluang
(Opportunity)
a.
Petumbuhan
usaha jasa parawisata domestik dan macanegara
Gambaran prospek
strategis pariwisata sebagai pilar pembangunan nasional antara lain dapat
ditunjukkan dari angka kunjungan wisatawan baik nusantara maupun mancanegara
dalam tahun-tahun terakhir yang terus menunjukkan peningkatan. Sektor
pariwisata juga melibatkan jutaan tenaga kerja baik di bidang perhotelan,
makanan, transportasi, pemandu wisata, maupun industri kerajinan. Sejalan
dengan perkembangan Industri Pariwisata yang semakin kompetitif dan
kecenderungan pasar dunia yang semakin dinamis, maka pembangunan kepariwisataan
Indonesia harus didorong pengembangannya secara lebih kuat dan diarahkan secara
tepat untuk meningkatkan keunggulan banding dan keunggulan saing Kepariwisataan
Indonesia dalam peta Kepariwisataan regional maupun internasional.
b.
Makin
solid dan kuatnya rasa persatuan dan kesatuan
Tersirat suatu hal yang
sangat fundamental bagi keberlangsungan dan eksistensi suatu “nation state”.
Bahwa dengan membuat suatu kesatuan bersama antar negara-negara tetangga
menandakan bahwa tercermin ketidak percayadirian masing-masing negara untuk
menjalankan fungsi kenegaraannya tanpa adanya suatu hubungan, usaha, dan
bantuan bersama negara lain. Pemahaman ini pada hakikatnya tidaklah salah
selama masing-masing negara yang bergabung dalam kesatuan tersebut tahu betul,
bergabungnya mereka dalam kesatuan tersebuat harus memberi warna bagi kesatuan
berdasar eksistensinya. Bukan sebaliknya, bergabung dengan tujuan hanya
berharap bantuan dan kemudahan belaka dalam menjalin hubungan antar negara
lain. Jika paham ini yang terbentuk, maka akan ada dominasi dan dan pihak
(negara) yang tersubordinat dalam perkumpulan kesatuan ini.
c.
Berkembangnya
multimedia
Komputer memiliki banyak
keuntungan karena teknologi prosesor dengan program yang canggih dan low
energy. Komputer sering digunakan sebagai media mengajar dengan multimedia,
sehingga lebih menarik dan mudah dicerna oleh mahasiswa. Program-program yang
ada juga sangat membantu manusia menyelesaikan tugas-tugasnya baik menghitung
maupun database dan program yang lain. Permainan interaktif yang membangun kreativitas
kita. Ditambah lagi dengan sambungan internet, maka informasi akan mudah dan
cepat didapatkan.
d.
Terciptanya
infrastruktur sarana dan prasarana mendukung pariwisata
Pariwisata adalah suatu
(kegiatan) perjalanan seseorang dari tempat asalnya ke suatu tempat/lingkungan
yang berbeda dengan kondisi lingkungan asalnya untuk suatu tujuan tertentu
seperti rekreasi, bisnis, silaturahmi/kunjungan keluarga atau tujuan lainnya
yang memerlukan waktu lebih dari 24 jam, serta memanfaatkan unsur-unsur
pendukung/fasilitas penunjang misalnya transportasi, akomodasi, rumah makan,
hiburan, souvenir dan seterusnya. Karena itulah pariwisata pada era belakangan
ini berkembang dalam berbagai dimensi tujuan seperti wisata alam/bahari, wisata
budaya (tangible : situs,/prasejarah, candi, bangunan keagamaan, bangunan
sejarah, bangunan tradisional, museum; intangible : sendratasik, adat istiadat,
nilai budaya), wisata kuliner, wisata kesehatan, wisata olahraga, wisata
pendidikan, wisata agro, wisata kerja, MICE, wisata religi dan lain sebagainya.
Karena itu, ketika membicarakan mengenai pariwisata, maka tidak akan lepas dari
pembicaraan mengenai ”pelaku kegiatan, waktu, maksud dan tujuan serta
ketersediaan unsur-unsur pendukung tersebut, sesuatu perjalanan (wisata)”.
Pemahaman akan unsur-unsur Pariwisata akan mengarahkan kita kepada pemahaman
akan apa yang menjadi komponen pengembangan Pariwisata bilamana kita ingin
menjadikannya sebagai sebuah kegiatan yang memberi manfaat bagi Negara dan
Masyarakat, apa arah dan kebijakan yang harus ditempuh terhadap pembangunan
ke-pariwisata-an Indonesia dan dunia. Harus diketahui juga bahwa Pariwisata
tidak dapat berdiri sendiri karena kepariwisataan adalah kegiatan multi
dimensi, kegiatan yang terkait dengan unsur yang lain seperti politik, ekonomi,
sosial, budaya, hukum dan hankam termasuk dimensi kemasyarakatan lainnya.
4.
Tantangan
/ Hambatan (Trheats)
a.
Perpecahan
di dalam masyarakat itu sendiri
Terjadinya dinamika
dalam kehidupan masyarakat, karena dalam realitas sosial selalu terjadi proses
sosialisasi, internalisasi dan institusionalisasi nilai-nilai budaya, sehingga
konflik dan integrasi dapat dipahami sebagai dinamika yang mendorong terjadi
proses transformasi sosial. Sejalan dengan pemikiran Berger dan Lucman, Gidden
(dalam Delanty, 1999) menyebutnya dengan reflexivity, bahwa manusia mempunyai
ide mengenai dunia sosial dan tentang dirinya, terutama masa depannya.
b.
Relativ
minimnya filterlisasi terhadap budaya
Perkembangan teknologi
informasi, telekomunikasi dan transportasi sangat cepat sehingga dapat
menghilangkan batas negara. Kondisi ini, secara langsung atau tidak langsung
dapat mempengaruhi budaya setempat dengan cepat sehingga bila tidak disikapi
dengan bijak dan cermat bisa berdampak negatif seperti kehilangan jati diri,
konsumerisme, penyebaran penyakit dan demoralisasi.
c.
Banyaknya
situs-situs dan benda-benda cagar budaya yang rusak
Pada masa otonomi
daerah saat ini, dimana Pemerintah Daerah (Pemda) mempunyai kewenangan yang
besar untuk mengatur daerahnya, telah juga ikut serta dalam hal pelestarian
benda cagar budaya yang dahulunya dominan dilakukan oleh pemerintah pusat. Di
satu sisi ada baiknya bahwa pemda terlibat dalam pelestarian benda cagar
budaya, karena tidak sedikit biaya yang diperlukan dan tidak cukup ditangani
oleh pemerintah pusat. Namun di sisi lain pelestarian benda cagar budaya oleh
pemda sering kali tidak sesuai yang diharapkan.
d.
Peningkatan
kemampuan sumber daya manusia
Selain rendahnya kualitas SDM dan
besarnya angka pengangguran, tantangan pembangunan kependudukan di Indonesia
berkaitan dengan menurunnya daya dukung alam bagi kehidupan umat manusia.
Pembangunan kependudukan menjadi semakin penting mendapat perhatian di masa
sekarang dan masa yang akan datang.
BAB
III KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
1. Kesimpulan
·
Harus
banyak belajar tentang nilai-nilai kebudayaan sejak dini.
·
Untuk
mengembangkan nilai-nilai kebudayaan tidak hanya kampus saja yang berperan
aktif tetapi juga semua elemen yang berada didalamnya.
·
Menjaga
hubungan antara elemen satu dengan elemen yang lain sehingga apa yang
diharapkan akan tecapai sesuai dengan yang diharapkan , yaitu pelestarian nilai
kebudayaan dilingkungan tersebut.
·
Kesadaran
tiap elemen untuk menghindari masuknya kebudayaan asing dalam diri
masing-masing.
·
Tetap
menjaga nama baik kampus dalam melestarikan nilai kebudayaan tanpa harus adanya
sikap-sikap yang dapat merugikan salah satu pihak.
2. Rekomendasi
a.
Pengukuhan aset budaya dalam bentuk peraturan
pemerintah daerah dan pusat maupun internasional
·
Meningkatkan partisipasi masyarakat
dalam pengkajian potensi sosial budaya masyarakat (khususnya di bidang seni
budaya lokal) sebagai modal sosial pembangunan, serta memetakan peluang dan
ancaman dalam rangka melakukan perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi
dan tindak lanjut serta pertanggungjawaban kegiatan pembangunan masyarakat
perdesaan.
·
Memberdayakan kelompok-kelompok
masyarakat pengembang seni budaya masyarakat Lokal, khususnya dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan bagi kelompok tersebut dalam upaya untuk tetap
melestarikan seni budaya dimaksud, melalui pengembangan usaha ekonomi
produktif yang sesuai.
·
Mendukung pengembangan budaya nasional
dalam mencapai peningkatan kualitas ketahanan nasional dan keutuhan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
b.
Peningkatan sosialisasi dan apresiasi
kebudayaan kepada masyarakat melalui media maupun kegiatan nyata dalam bentuk
pesta budaya yang teragendakan
Untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak dikehendaki terhadap
keaslian dan perkembangan yang murni bagi kesenian rakyat tersebut, maka
pemerintah perlu mengembalikan fungsi pemerintah sebagai pelindung dan pengayom
kesenian-kesenian tradisional tanpa harus turut campur dalam proses
estetikanya. Memang diakui bahwa kesenian rakyat saat ini membutuhkan dana dan
bantuan pemerintah sehingga sulit untuk menghindari keterlibatan pemerintah dan
bagi para seniman rakyat ini merupakan sesuatu yang sulit pula membuat keputusan
sendiri untuk sesuai dengan keaslian (oroginalitas) yang diinginkan para
seniman rakyat tersebut. Oleh karena itu pemerintah harus ‘melakoni’ dengan
benar-benar peranannya sebagai pengayom yang melindungi keaslian dan
perkembangan secara estetis kesenian rakyat tersebut tanpa harus merubah dan
menyesuaikan dengan kebijakan-kebijakan politik. Globalisasi informasi dan
budaya yang terjadi menjelang millenium baru seperti saat ini adalah sesuatu
yang tak dapat dielakkan.
c.
Pertumbuhan usaha jasa parawisata domestik dan
mancanegara menjadikan sumber devisa bagi negara untuk itu perlu ditunjang
dengan pembangunan infrastruktur sarana dan prasarana
Meningkatan daya saing Daya Tarik
Wisata diwujudkan dalam bentuk pengembangan kualitas dan keragaman usaha Daya
Tarik Wisata. Strategi untuk pengembangan kualitas dan keragaman usaha,
meliputi :
·
Mengembangkan manajemen atraksi.
·
Memperbaiki kualitas interpretasi.
·
Menguatkan kualitas produk wisata
·
Meningkatkan pengemasan produk wisata.
d.
Peningkatan kemampuan sumber daya manusia
melalui pelatihan yang berjenjang dan berkelanjutan
·
Meningkatkan dan mengembangkan kualitas
pendidikan jalur sekolah agar sejalan dengan pertumbuhan dan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk meningkatkan sumber daya manusia yang
berwawasan IPTEK dan memenuhi kebutuhan tenaga kerja.
·
Mengembangkan pendidikan jalur luar
sekolah dan pelatihan agar memiliki link and match dengan kebutuhan pasar
tenaga kerja serta kebutuhan pembangunan.
·
Mengembangkan aspek sosial budaya
masyarakat dalam rangka membangun dan mengembangkan nilai-nilai sosial baru
yang berkenaan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia, seperti
pengembangan wawasan, etos kerja dan semangat berkarya.
·
Meningkatkan pendidikan agama, serta
meningkatkan apresiasi kesenian dan budaya daerah, untuk mewujudkan sumber daya
manusia yang berwawasan iman dan taqwa (IMTAQ).
REFERENSI
http://bapemas.jatimprov.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=302:pelestarian-dan-pengembangan-adat-istiadat-dan-nilai-sosial-budaya-masyarakat&catid=88:kegiatan-sosbud-nama-bidang&Itemid=335
http://nellahutasoit.wordpress.com/2012/04/22/pengaruh-globalisasi-terhadap-rasa-nasionalisme-bangsa-indonesia/
http://deeanastasia.blogspot.com/2011/04/upaya-pelestarian-budaya-indoensia.html
http://www.ymp.or.id/content/view/107/35/
http://rendhi.wordpress.com/makalah-pengaruh-globalisasi-terhadap-eksistensi-kebudayaan-daerah/
http://www.bpsnt-makassar.net/index.php/component/content/article/42-kegiatan/88-penanaman-nilainilai-budaya-sipakatau-dalam-kehidupan-generasi-muda.html
http://jelajahsitus.blogspot.com/2009/09/pelestarian-benda-cagar-budaya-dahulu.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar