Selasa, 08 Januari 2013

ORGANISASI : SIFAT ORGANISASI INFORMAL ( Halaman 9 )

Karakteristik Organisasi Informal
            Kelompok kerja informal, dalam usahanya yang terus menerus untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan para anggotanya, memiliki sekumpulan karakteristik yang khusus. Pengetahuan tentang bagaimana para anggota suatu organisasi dipengaruhi oleh karakteristik – karakteristik tersebut, akan memudahkan kita dalam mempelajari perilaku kelompok. Berikut ini adalah uraian tentang beberapa karakteristik khusus kelompok atau organisasi informal :
  1. Standar perilaku. Seperti halnya masyarakat umum yang mengembangkan hukum, pantangan dan kepercayaan tentang petunjuk yang salah dan benar, organisasi informal juga melakukannya. Orang – orang dalam kelompok cenderung mempunyai pola berpikir dan bertindak yang serupa, dan terus mengarah pada penyebaran nilai – nilai dan norma – norma tertentu. Suatu norma adalah standar perilaku yang ditetapkan oleh kelompok. Standar perilaku tersebut biasanya tidak tertulis, tetapi sering diungkapkan secara lisan. Bila seorang anggota melanggarnya, kelompok akan menghukum dia dalam bentuk tekanan social, pengasingan atau barangkali dengan hukuman phisik. Sebagai contoh, kelompok pekerja yang mempunyai kebiasaan menggunakan waktu satu setengah jam untuk makan siang, akan menekan anggotanya yang mencoba untuk mengikuti peraturan organisasi yang hanya member waktu satu jam. Beberapa standar perilaku kelompok dirancang untuk melindungi para anggotanya untuk menghadapi bahaya nyata atau yang masih dibayangkan dari luar kelompok, terutama dari manajemen atasan mereka. Tetapi norma kelompok informal tidak selalu negatif. Ada norma yang positif seperti tentang produktivitas yang tinggi, hubungan kerja yang baik, dan kualitas. Dalam masalah ini tugas – tugas manajemen menjadi lebih mudah. Kelompok informal, yang di satu sisinya disebut “pembuat kesukaran”, di sisi lain membantu manajemen dalam menanamkan disiplin.
  2. Tekanan untuk menyesuaikan diri. Telah dibahas di atas bahwa kelompok informal memberikan tekanan pada anggotanya untuk menyesuaikan diri dengan norma – norma kelompok. Tetapi menagapa mereka bersedia menyesuaikan diri ? seperti telah disbeutkan keinginan manusia untuk memiliki, dan diterima adalah sangat besar. Oleh sebab itu orang cenderung untuk mengidentifikasikan dirinya dengan kelompoknya. Dan selama hal membantu mereka untuk memenuhi kebutuhannya, mereka akan tetap menerima dan mengikuti norma – norma kelompok. Bahkan bila seseorang tidak setuju dengan suatu standar perilaku, dia cenderung mengikuti standar saja standar itu, karena dia tetap ingin diakui oleh anggota lainnya. Organisasi informal mempunyai alat – alat yang efektif untuk menghukum anggotanya tidak mengikuti norma – norma kelompok, yaitu “pengasingan”. Contoh seorang pekerja yang berproduksi melebihi standar yang telah ditetapkan, mungkin akan diasingkan, teman sekerjanya akan berhenti berbicara dengannya, kesempatan sosialnya dibatasi atau mereka akan menghentikan bantuan, bila dia menemui masalah. Tetapi bagaimanapun juga, tidak dapat diasumsikan bahwa setiap orang selalu akan menyesuaikan diri atau mentaati norma – norma kelompok informal. Hal ini sangat tergantung besar kecilnya daya tarik kelompok terhadap anggotanya. Apabila kerugian akibat norma – norma kelompok lebih besar daripada manfaat kenaggotaan kelompok, orang akan memilih untuk tidak mentaati norma – norma kelompok tersebut. Bila orang – orang mempunyai alternative sumber kepuasan yang lain, maka kemampuan kelompok untuk memaksakan norma – normanya menjadi lemah.

ORGANISASI : SIFAT DASAR ORGANISASI ( Halaman 8 )

  1. Rasa memiliki dan pengenalan diri. Afiliasi dengan organisasi informal adalah lebih daripada persahabatan, yaitu karena adanya rasa saling memiliki.
  2. Pengetahuan tentang prilaku yang di terima. Maanfaat yang tersedia dalam organisasi informal adalah membantu dalam menentukan prilaku yang di terima dan tidak di terima dalam suatu organisasi.
  3. Perhatian (Simpati). Sebagai perseorangan yang mendapatkan dan frustasi setiap hari di dalam pekerjaannya mereka mencari pengertian dan perhatian  dari orang lain.
  4. Bantuan dalam pencapaian tujuan. Seseorang sering dapat mencapai tujuannya melalui keanggotaannya dalam suatu kelompok, dimana hal ini tidak dapat di capai dengan mudah bila orang tersebut melakukannya sendiri.
  5. Kesempatan berpengaruh dan berkreasi. Menurut Chris Argyris dalam bukunya Personality and Organization dasar kekatan manajemen formal adalah dengan embuat para karyawan tergantung pada manajemen untuk penentuan balas jasa, posisinya, dan sebagainya.
  6. Pelestarian nilai – nilai budaya. Kegunaan lain dengan adanya organisasi informal adalah pelestarian nilai – nilai budaya kelompok. Suatu kelompok yang terjadi cenderung mengembangkan nilai – nilai budaya yang di inginkan para anggota kelompoknya.
  7. Komunikasi dan Informasi. Suatu kelompok kerja merupakan alat yang baik untuk mnyebarkan informasi pada anggota – anggotanya. Para anggota pada seluruh tingkatan organisasi (perusahaan) berkeinginan untuk mengetahui apa yang terjadi pada perusahaan dan bagaimana pengaruh kejadian – kejadian tersebut terhadap pribadi mereka.